Hai Sobat Kincir!
Apa sih busa itu? Kok ditambak perlu busa?
Bagi orang awam pasti bertanya-tanya kenapa air tambak udang berbusa. Mayoritas petambak pasti ingin air kolamnya memiliki busa, untuk jumlah sedikit atau banyaknya tergantung kepada preferensi metode yang digunakan. Busa dapat dijadikan indikator kualitas air tambak. Busa menjadi tanda adanya aktivitas mikroba didalam tambak salah satunya dalam proses daur nitrogen (N) yang berasal dari protein pakan dan daur senyawa lainnya. Prinsip dasar bioflok adalah mengubah senyawa organik dan anorganik yang terdiri dari kabon, oksigen, hidrogen, dan nitrogen menjadi massa sludge berbentuk bioflok.Dalam metode bioflok yang mengandalkan aktivitas bakteri dalam mengatur materi organik air, busa menjadi indikator proses aktivitas dekomposisi bakteri.
Busa dipermukaan air kemudian dapat menyerap protein terlarut dan materi organik lain. Busa ini akan memudahkan dalam membuang senyawa organik yang terlarut berupa protein dari pakan dan partikel kecil lainnya dari air. Fitoplankton yang mati atau yang biasa disebut klekap mudah terperangkap dibusa dan sebaiknya rutin dibuang dari air tambak. Busa juga dapat dijadikan indikator kualitas air dengan melihat warna dan kekeruhannya. Tingkat kekeruhan yang baik pada budidaya udang berkisar 8,6 NTU – 17,26 NTU (Hendrajata, Ratnawati & Mustafa, 2018). Busa menandakan kualitas air yang baik yaitu bersih dan relatif bening warnanya atau tidak terlalu pekat.
Warna atau kekeruhan busa terutama dipengaruhi oleh turbiditas air. Turbiditas air dipengaruhi oleh plankton dan materi organik, kemudian menyebabkan kecerahan air tambak rendah atau tinggi. Fungsi lain dari adanya busa di permukaan air adalah menurunkan tegangan permukaan. Pentingnya menurunkan tegangan permukaan adalah memudahkan proses difusi udara antara permukaan air dan udara yang efeknya akan meningkatkan kelarutan oksigen (DO) di air. Setelah mengetahui bahwa busa juga penting dijaga, maka perlu ada upaya untuk menjaga keberadaannya dan tidak boleh berlebihan.
Busa diatur dengan adanya kincir yang dioperasikan untuk menjaga busa sehingga dapat menyebar dan terhindar menumpuk hanya dipojok kolam. Jumlah busa bisa dijaga agar tidak terlalu banyak karena dapat menghalangi sinar matahari kekedalaman air tambak sehingga proses fotosintesis oleh fitoplankton terganggu. Jika busa terlalu banyak kemudian sudah mencapai tepian atau pojok kolam menandakan aktivitas mikrobia tinggi dan semakin buruk jika banyak sisa fitoplankton mati. Busa yang menangkap fitoplankton mati dan materi organik ini harus segera dibuang agar tidak mempengaruhi kualitas air kolam. Membuat busa dilakukan dengan menambahkan probiotik ke tambak, tentu dengan jumlah atau dosis yang disarankan oleh produsen probiotik.
Beberapa petambak menggunakan saponin untuk membuat busa ditambak, tapi jumlahnya perlu diperhatikan agar tidak meracuni udang meskipun pada dasarnya saponin beracun bagi ikan tetapi tidak bagi udang.
Referensi:
Boyd, C.E., and C.S. Tucker. 1998. Pond Aquaculture Water Quality Management. Springer Science+Business Media. New York.
Hendrajata, E. A., Ratnawati, E., & Mustafa, A. 2018. Penentuan Pengaruh Kualitas Tanah dan Air Terhadap Produksi Total Tambak Polikultur Udang Vaname dan Ikan Bandeng di Kabupaten Lamongan, Propinsi Jawa Timur Melalui Aplikasi Analisis Jalur. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 179-195.
Supono. 2017. Teknologi Produksi Udang. Plantaxia. Yogyakarta.